Selasa, 27 April 2010

Di Dalam Dekapan Yesus

Kisah Dari Negeri Bangladesh.

Sekelompok kecil orang percaya berjalan menuju bagian dalam hutan-hutan Bangladesh mencari tempat berteduh, beristirahat. Beberapa dari mereka berdarah-darah, lebam dan kelaparan. Banyak dari mereka diserang dan diusir keluarga dari desa-desa mereka. Mereka telah kehilangan segalanya, walaupun demikian mereka menemukan lebih banyak sukacita dan hidup kekal dalam kristus. Ketika orang-orang percaya yang berani ini melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan diri, suatu jaringan orang-orang Kristen Bangladesh secara diam-diam mencari mereka dan membawa mereka ke tempat pengungsian yang aman dimana mereka mendapatkan pengobatan, istirahat, kelas Alkitab dan mungkin pelatihan-pelatihan. Setelah beberapa bulan, orang-orang percaya ini akan kembali ke daerah-daerah yang menentang Kekristenan, disegarkan dan siap untuk menjangkau yang terhilang bagi Yesus.

KDP pergi mengunjungi orang-orang Kristen seperti mereka dalam persembunyiannya, untuk menguatkan dan mencari cara baru untuk menolong mereka. Kami mendengar saat mereka menceritakan kisah mereka dan kami dikuatkan saat salah seorang dari mereka mengatakan kepada kami, "Allah membuat kami berani." Sekarang kami membagikan kisah mereka dengan Anda.

Di Dalam Dekapan Yesus

Kami duduk bersama "Aban" dan "Momina" di kursi plastik putih, sebuah kipas menghembuskan angin di dalam ruangan yang panas mencekik. Anak-anak mereka menunggu dekat mereka, memerhatikan kami dengan mata mereka yang lebar kecoklatan. Aban berbicara dengan suara yang pelan, menceritakan bagaimana ia menemukan Yesus.

Aban mengalami kekosongan yang lama di dalam iman "Agama lainnya", tetapi ia tidak tahu bagaimana mengisi kekosongan itu sampai suatu hari ketika seorang pemberita kabar sukacita memberikan kepadanya sebuah buku yang berjudul "Domba Yang Hilang." Buku itu bercerita mengenai bagaimana Allah sang Bapa mencari dombaNya yang hilang, orang-orang "Agama lain". Gambaran Allah sang Gembala berjalan melalui tempat-tempat yang sepi dan mencari seekor domba yang hilang, terngiang dalam pikiran Aban. Ia dengan sepenuh hati mempersembahkan hidupnya kepada Kristus.

Keluarga besar Aban menghina imannya dan mencapnya "kambing hitam," yang telah mengotori keputihan atau kesucian dedikasi keluarga pada "Agama lain". Ketika ditanya mengapa seorang "Agama lain" sebaiknya menjadi Kristen, Aban menjawab, "Sebagai orang Kristen kamu mungkin mengalami kesulitan-kesulitan, tetapi itu sebanding dengan keselamatan jiwamu." Selama ia berkhotbah, banyak orang-orang menerima Kristus. Walaupun demikian tidak semua mau mendengarkan Injil – Aban telah diusir keluar dari desa-desa sebanyak 22 kali di waktu yang berbeda.

Walaupun istri Aban yang "Agama lain" untuk sementara menerima iman barunya, tetapi akhirnya istrinya menyerah karena tekanan dari teman-teman dan keluarga untuk kembali kepada "Agama lain" dan menceraikan Aban. Aban tetap setia kepada panggilannya, mengunjungi dari satu desa ke desa yang lain. Ia selalu bertanya kepada setiap orang yang ia temui, "Pernahkah kamu mendengar mengenai Yesus … Seorang yang berkuasa? Kita dapat menemukanNya di dalam kitab suci kita. Jika kamu bersedia, aku akan meneruskan dan menceritakan lebih lagi tentang Dia." Ia menceritakan pengalaman pribadinya bersama Kristus dan membagikan buku-buku, traktat-traktat dan Alkitab.

Seorang yang menerima buku dari Aban adalah Momina. Sekarang, Momina adalah istri Aban, ia menceritakan kepada kami bagaimana sebagai seorang gadis muda, ia telah memperoleh semua hal yang ia butuhkan: seorang suami, keluarga yang indah dan pekerjaan yang menjanjikan. Aban bertemu dengannya tepat setelah kehidupan bagaianya berantakan.

Aban melihat Momina, sedang menangis di rumah. Sambil meneteskan air mata, Momina berkata kepadanya, "Ayahku sedang sakit dan suamiku menceraikan aku. Bagaimana aku dapat bertahan?" Aban menawarkan kepadanya sebuah Alkitab.

Momina dengan segera menerima Alkitab tersebut, dan akhirnya ia memutuskan untuk mengikut Kristus. Beberapa anggota keluarga dan teman marah. Mereka mulai menanyakan mengapa keluarganya masih terus memberi "orang murtad ini" tempat untuk tinggal.

Suatu hari ketika Momina bermain-main dengan anak perempuannya yang berumur 8 tahun di teras rumah, saudara laki-lakinya menghampirinya dalam keadaan naik pitam, menyerangnya berkali-kali dengan tongkat bambu yang tebal, mematahkan tulang rusuknya. Anak perempuannya terlempar dari pelukannya saat ia jatuh pingsan. Momina tersentak bangun oleh dinginnya siraman air di wajahnya dan lebih banyak pukulan. Sepupunya memukulinya dengan sebuah tongkat. "Kami mendidikmu," katanya. "Kamu punya otak dan pikiran. Lalu mengapa kamu pergi dan menjadi orang Kristen? Kamu perempuan jalang."

Selama satu bulan kemudian saat Momina terbaring memulihkan kondisinya, polisi desa mengunjungi kedua orang tuanya. "Kamu harus melakukan sesuatu mengenai anak perempuan Kristenmu," kata mereka. "Jika kamu tidak bertindak, kami akan memenjarakanmu dan menyiksamu." Para tetangga menyarankan kedua orang tuanya untuk meracuni Momina hingga mati.

Menghadapi tekanan dari semua pihak, kedua orang tuanya mengusirnya keluar dari rumah, bersama dengan anak perempuannya dan anak perempuan adobsinya yang berumur 3 tahun. Ketika ia pergi, saudara-saudara laki-lakinya memperingatkan dia, "Kami tidak mengijinkan kamu kembali lagi ke sini. Jika kamu masih bertahan, kami akan menyerangmu, dan meracunimu dan kamu akan mati."

Dengan tidak ada seorangpun yang dapat menjadi tempat curahan hatinya, ia meminta Aban jika Aban mau menikahinya dan menjaganya dan kedua anak perempuannya. Aban setuju dan mereka menjadi sebuah keluarga. Allah mulai menganyam dua individu yang terbuang ini menjadi satu permadani yang indah dipandang.

Karena banyak orang tahu bahwa Aban adalah seorang penginjil, mereka terus berpindah dari satu desa ke desa lainnya karena kemarahan orang-orang. Di suatu tempat dimana mereka tinggal, sang tuan tanah mengacungkan golok dan berkata kepada Momina, "Jika kamu tidak pergi, aku akan mencincang tubuhmu dan membuangnya ke selokan." Kemudian, ketika Momina mengunjungi kedua orang tuanya, orang-orang desa yang marah membakar rumah mereka.

Sekarang Aban, sang gembala sedang mencari domba yang hilang, bepergian ke berbagai desa membagikan Firman Tuhan. Ketika kedua anak perempuan Momina merindukan ayah mereka, Momina menghibur mereka, dengan berkata, "Kita mengasihi Yesus, oleh karena itu ayah kalian pergi memberitakan kepada orang lain untuk mengasihi Yesus." Kadang-kadang, Momina berpegian bersama Aban, membawa anak-anak perempuannya. Ketika Aban bersaksi dengan yang pria, Momina bersaksi kepada yang wanita.

Ketika kami sedang berbicara degnan Aban dan Momina, Momina duduk tidak tenang di kursinya. Ia masih merasakan sakit pada tulang rusuknya yang retak, yang mana tidak akan pernah pulih setelah penyerangan yang dia alami empat tahun yang lalu. Kami berdoa bersama dengannya, dan ia dalam perawatan seorang dokter Kristen. Kami juga sedang membantu Aban dan Momina membeli sepetak tanah yang mana diatasnya akan didirikan sebuah rumah sederhana. Kedua orang ini, yang sangat menderita karena mengikut Kristus, mempunyai kasih yang tulus bagi mereka yang menyakiti mereka dan hasrat yang membara untuk mempersaksikan injil pada orang-orang di negara mereka. Ketika Momina berkata kepada kami, "Allah membuat kami berani. Yesus telah banyak menderita, maka aku juga perlu menderita di dalam hidup ini."

MATIUS 28
(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

(20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."


Source:
The Voice Of The Martyrs

Perampokan Yang Diakhiri Doa Bersama

Perampokan Yang Diakhiri Doa Bersama
WEDNESDAY, 28 OCTOBER 2009

Gregory Smith adalah seorang pengangguran dan ia begitu putus asa untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Smith pun memutuskan untuk merampok sebuah toko tempat menguangkan check di Indianapolis.

"Itu adalah jalan terakhir yang saya tahu. Karena sesungguhnya melakukan sebuah perampokan adalah suatu hal yang tidak akan pernah terlintas dalam pikiran saya," ujar Smith.

Smith melompat ke atas meja kasir dan menodongkan pistolnya ke arah penjaga kasir toko, Angela Montez.
"Yang saya ingat hanyalah saat saya melihat pistol perak dengan jari di pelatuknya," kenang Montez. "Yang saya pikirkan saat itu, saya pasti mati dan saya tidak akan pernah melihat cucu-cucu saya lagi."

Montez pun mulai menangis, dan mulai berdoa sambil mengatakan tentang keluarganya kepada Smith.

"Ketika ia mulai menangis, saya hanya dapat memandangi dirinya. Lalu kemudian ia mulai berbicara megenai cucu-cucunya dan sayapun mulai memikirkan putri saya," ujar Smith menjelaskan. "Dan begitu banyak hal dari apa yang dikatakannya terhubung dengan hidup saya sendiri dan sayapun hanya bisa terdiam."

Smith kemudian berlutut dan mereka berdua berdoa bersama selama 10 menit, lalu saling berbicara selama setengah jam lebih.

Smith kemudian mengambil sebutir peluru dari pistolnya dan memberikannya kepada Montez. Smith pergi dengan membawa HP milik Montez dan uang $20. Setelah meninggalkan tempat kejadian, Smith menceritakan peristiwa perampokan itu kepada ibunya dan ibunya menyuruh Smith untuk menyerahkan diri. Smith pun melakukannya.

Montez berkata bahwa hatinya bersimpati kepada Smith dan kepada semua orang yang menderita akibat krisis ekonomi yang melanda.

"Mungkin Tuhan dapat memakainya di dalam penjara," ujar Montez. "Mungkin dia dapat berbicara kepada orang lain yang ada di sana karena alasan yang sama dan menyia-nyiakan kehidupan masa muda mereka. Dia perlu tahu bahwa ada orang-orang di luar sana yang peduli dan akan menolong."

Smith menghadapi tuduhan kejahatan perampokan, namun Smith mengatakan bahwa ia belajar sesuatu melalui pengalaman ini.

"Saya tahu saya tidak memiliki sesuatu yang dapat saya berikan," ujar Smith. "Maksud saya, saya sedang berusaha membangun hubungan dengan Tuhan saat ini."

"Seperti yang saya katakan, segala sesuatu mungkin di dalam Dia," tambah Smith. "Saya tahu apa yang harus saya lalui saat ini memang berat, tapi tetap pertahankan iman, dan sesuatu akan terjadi atas hidup Anda. Hanya saja jangan ambil jalan yang salah," ujar Smith.

Tuhan dapat bekerja melalui berbagai macam cara, dalam cara terburuk sekalipun. Dan segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang percaya kepada-Nya.

Roma 8:28, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Kesaksian

Dear saudaraku yg terkasih.....
Sebuah film kesaksian kisah nyata yg begitu indah.... judul filmnya "Love Never Fails". Film ini benar2x amat menyentuh sekali. kesaksian documentary mengenai seorang aktor singapore yg baru menikah seminggu, dan kemudian aktor ini menderita cancer pada hidungnya.... bisa dibayangkan bagaimana penderitaannya dan juga istrinya ketika itu.

pertama kali mendengar pernyaaan dokter, ia harus menderita cancer. dia sangat shocked. dia harus menjalanin radiation treatment unt berusaha mematikan cell dari cancer. tetapi itu juga akan mematikan cell2x normal. bahkan setelah radiation, unt minum saja sesuatu yg sulit baginya. istrinya berdoa setiap pagi, siang dan malam.

suatu hari ia ingin makan. dan minta tolong kepada istrinya. dan ia sangat kesakitan akan hal itu. istrinya tdk dapat berbuat apa2x. istrinya berdoa, "God you are God. who can do miracle. can you help us". kemudian tiba2x dia teringat mengenai ayat mengenai laut merah. ketika itu, si aktor melihat tangan Tuhan, memegang tangannya, dan membimbingnya mengambil gelas susu yg besar, kemudian dia meminum segelas susu hingga habis tanpa rasa sakit". sungguh Kuasa Allah nyata atas doa dari istrinya.
Hingga result dari dokter keluar. hasilnya sangat tidak baik. karena tumor menjadi ganas dan mulai menyerang mata kirinya dan otaknya. tumor ini sangat amat aggresive dan dokter menyatakan hidupnya hanya tinggal 3 bulan.

perlahan demi perlahan, tumor mulai merusak muka dan rambutnya. si istri sangat takut, bila suaminya menjadi down dan meninggalkan Tuhan. tetapi suatu hal yg luar biasa. si suami tetap setia kepada Tuhan. dia mengerti bahwa Tuhan mengasihi dia dan dia percaya akan hal itu. bahkan ketika dokter meninggalkan ruangan di berkata kepada istrinya "Alice, the bible tells us, Our lives are in the hands of God NOT in the hands of a doctor. It is not God`s will, that i go to heaven yet. I know that God wants me to experience HIM more". sungguh pernyataan yg amat luar biasa dengan kondisi wajah yg sudah berantakan dan hidup yg tinggal sebentar lagi. dia selalu mengatakan "I still believe in God. I believe in our Lord Jesus Christ 100%". Tuhan mengasihi tanpa batas. Dia Allah yg luar biasa dan hebat. itulah yg menjadi sumber kekuatan baginya.

dia mulai bersaksi atas segala kasih Tuhan kepadanya dengan wajahnya semakin hari kian memburuk didampingi oleh istrinya yg terus setia mendampinginya. bagaimana didalam segala kesakitannya, dan penderitaannya unt tidur, makan dan aktivitas2x lainnya, dia merasa Tuhan tetap mengasihi dia.

setiap dia mulai putus asa, dia selalu berdoa dan minta kekuatan kepada Tuhan unt berbicara kepadanya. ketika dia membuka bible, Tuhan berikan kekuatan dgn ayat dari Joshua 1:9 " Kuatkan dan teguhkanlah hatimu? jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau, kemana engkau pergi".

pernah suatu hari dia bertemu dengan orang yg tidak mengenal Yesus. dengan wajahnya yg memburuk dan mata yg hampir tdk dpt dibuka. dia masih menyapa orang itu dan berkata "have you ever heard about Jesus ?". dengan cancer yg menyerangnya, dgn kesakitan yg dimilikinya, dia tetap selalu mensharekan bahwa "Jesus loves you ?".

pada tahun 1995 chinese new year mereka kembali ke singapore. dan dia bertanya kepada istrinya " tahukah kamu kenapa aku kembali ke singapore ?. kamu pasti berpikir karena saya rindu dgn orang tuaku. tetapi sebenarnya tidak. saya kembali untuk memberitahukan bahwa "God Loves those people they don`t know". istrinya tahu bahwa dia kembali hanya unt menyelesaikan tugas yg Tuhan berikan kepadanya.

sesampainya di singapore, dia berkunjung ke keluarga, saudara dan teman2x unt mengatakan bahwa "God loves them. ketika dalam keadaan depress dan jatuh, tetapi ketika saya membaca bible, mendengar ttg word of God, dan berbicara ttg Tuhan, saya sungguh merasa mendapatkan kekuatan." dia selalu memberitakan injil dengan semangat dan pujian kepada Tuhan. mengatakan Tuhan tidak pernah berubah. itu benar.

Dia selalu bersyukur memiliki seorang istri yg baik. bahkan dokter yg merawatnya pun begitu heran dengan kekuatan dari istrinya yg dapat melebihi kekuatan tiga suster full time dirumah sakit dalam merawatnya. dia menjaganya, menyiapkan makanan, membersihkan luka2xnya, dan hanya tidur di kursi unt menjaga suaminya. Suatu kenyataan bahwa "seseorang" yg diberikan Tuhan unt kita, akan mendampingi kita selamanya. dan ketika bersandar kepada Tuhan, DIA akan berikan kekuatan itu.

ketika istrinya melihat kesehatan suaminya semakin merosot dan wajahnya semakin mengerikan, setiap saat istrinya memeluk dia, dia tidak pernah merasa takut. istrinya berkata "Setiap saya melihat wajah suami saya, saya melihat Kasih Yesus terpancar dari wajahnya. dari dirinya saya melihat Yesus. setiap saya melihatnya, saya selalu ingin mencium dia. saya sungguh2x merasakan bahwa perkawinan yg Tuhan berikan sungguh merupakan suatu anugerah Terbesar yg pernah Tuhan berikan yg menyatukan kami menjadi satu. saya belajar banyak sebagai seorang istri".

dalam suatu kejadian, ketika si istri melihat suaminya. dia menangis kepada Yesus. dan si istri berkata "Lord, life is in your hands. Lord, Ralph is Yours not mine. You Love him much more than i do. i thank You that You love him. Lord have mercy. please give me strength to trought this moment.

Didalam kesusahannya, si istri sering menyanyikan lagu ini yg memberikannya kekuatan unt terus memuji2x Tuhan.....

Let us sing to the Lord a new song
Sing to the Lord all the earth
Sing to the Lord
Praise His name
Proclaim His salvation day after day.... hey
Declare His glory among the nations
His marvelous deeds among all peoples
For great is the Lord
and most worthy of praise
He is to be feared above all gods
above all gods


satu keyakinan dari sang istri. bahwa suaminya berada di surga. dia tidak mati. dia hanya tidur. dan telah bersatu dengan Tuhan. disana tidak ada lagi kesakitan. yang ada hanyalah Kasih Tuhan.
Satu lagu favorite dari Ralph yg selalu dinyanyikannya :

The Lord is my strength my strength
The Lord is my strength
in times of trouble
The Lord is my help my help
The Lord is my help, an ever-present help
The Lord is my refuge my refuge
The Lord is my refuge
and my heart is steadfast
God is my strength and my help
Only God Himself is my refuge


dari kisah diatas kita dapat melihat seoragn yg begitu amat mengasihi Yesus. bahkan didalam kesakitan, penderitaan dan apapun yg terjadi didalam hidupnya, dia selalu dapat bersyukur dan bersyukur atas segala kebaikan Tuhan. dia selalu meyakini bahwa Tuhan selalu mengasihinya... dia menganggap segala penderitaan yg harus dijalaninya, untuk boleh dipakai oleh Tuhan bagi sesamanya. melalui kesaksian dirinya, banyak orang yg merasa dikuatkan. bahkan seluruh keluarganya akhirnya pun menerima Kristus sebagai juru selamat. nyatalah bahwa "dibalik suatu penderitaan yg berat pun, ada rencana Tuhan yg tlah disediakan. dan rencana Tuhan amat sangat indah".
Akhir kata, kuatlah selalu didalam Tuhan kita Yesus Kristus. bersyukurlah dan setialah selalu dalam segala keadaan, dalam segala penderitaanmu, karena semua itu hanyalah sementara. jadikanlah semua itu unt mengerjakan karya Tuhan yg besar. sebagai kesaksian yg hidup, dimana anda dan saya dapat membawa jiwa2x kepada Kristus

Penghargaan

Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi. Maka, ia menghapiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya, "Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini."

Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana . Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu. Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si anjing. Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan.

Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya. Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat "Papan informasi jam perjalanan ". Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat "Papan informasi jam perjalanan " dan kemudian duduk disalah satu bangku yang disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke tempat duduknya. Bus lain datang. Sekali lagi bus lainnya datang. Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik.

Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut. Bus berjalan meninggalkan kota , menuju ke pinggiran kota . Si anjing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti.Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya. Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb.

Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik da menunggu di pintu. Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya. Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, "Apa yang kau lakukan ..? Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya. " Pria itu menjawab, "Kau katakan anjing ini pintar ....? Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!"

Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda. Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain. Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita. Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh. Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.

Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita menghadapi pilihan yang sama. Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini, apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan, atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima.
Semuanya terpulang pada diri Anda sendiri.
Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik perhari. Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?

Roma 12:(23), "Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus."

Kisah ANnE

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mepunyai keturunan.
Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI,karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehinggapasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikutbersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan.Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Tetapi bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur yenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah.Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain ?

Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya,mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne , mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne ),mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka,mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne . Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.....

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...

Hal terpenting yang dapat kita renungkan dari kisah ini:
Tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain dan bagi Kemuliaan Tuhan.

2 Korintus 9:7, "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."

Tersenyum Selalu

1 Yohanes 2:10, "Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan."

Ini adalah cerita seorang ibu yg akan menyelesaikan skripsinya. This is really a good story....

Saya adalah ibu tiga orang anak (umur 14, 12, dan 3 tahun) dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikannya diberi nama "Tersenyum". Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan tersenyum kepada tiga orang dan mendokumentasikan reaksi mereka. Saya adalah seorang yang mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang dan mengatakan "hello", jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Segera setelah kami menerima tugas tsb, suami saya, anak bungsu saya, dan saya pergi ke restoran pada suatu pagi di bulan Maret yang sangat dingin dan kering. Ini adalah salah satu cara kami dalam antrian, menunggu untuk dilayani, ketika mendadak setiap orang di sekitar kami mulai menyingkir, dan bahkan kemudian suami saya ikut menyingkir. Saya tidak bergerak sama sekali... suatu perasaan panik menguasai diri saya ketika saya berbalik untuk melihat mengapa mereka semua menyingkir.

Ketika berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang sangat menyengat, dan berdiri di belakang saya dua orang lelaki tunawisma. Ketika saya menunduk melihat laki-laki yang lebih pendek, yang dekat dengan saya, ia sedang "tersenyum". Matanya yang biru langit indah penuh dengan cahaya Tuhan ketika ia minta untuk dapat diterima. Ia berkata "Good day" sambil menghitung beberapa koin yang telah ia kumpulkan. Lelaki yang kedua memainkan tangannya dengan gerakan aneh sambil berdiri di belakang temannya.


Saya menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental dan lelaki dengan mata biru itu adalah penolongnya. Saya menahan haru ketika berdiri di sana bersama mereka.

Wanita muda di counter menanyai lelaki itu apa yang mereka inginkan. Ia berkata, "Kopi saja, Nona" karena hanya itulah yang mampu mereka beli. (Jika mereka ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh mereka, mereka harus membeli sesuatu. Ia hanya ingin menghangatkan badan). Kemudian saya benar-benar merasakannya - desakan itu sedemikian kuat sehingga saya hampir saja merengkuh dan memeluk lelaki kecil bermata biru itu. Hal itu terjadi bersamaan dengan ketika saya menyadari bahwa semua mata di restoran menatap saya, menilai semua tindakan saya


Saya tersenyum dan berkata pada wanita di belakang counter untuk memberikan saya dua paket makan pagi lagi dalam nampan terpisah. Kemudian saya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu sebagai tempat istirahatnya. Saya meletakkan nampan itu ke atas meja dan meletakkan tangan saya di atas tangan dingin lelaki bemata biru itu.

Ia melihat ke arah saya, dengan air mata berlinang, dan berkata "Terima kasih." Saya meluruskan badan dan mulai menepuk tangannya dan berkata, "Saya tidak melakukannya untukmu. Tuhan berada di sini bekerja melalui diriku untuk memberimu harapan."

Saya mulai menangis ketika saya berjalan meninggalkannya dan bergabung dengan suami dan anak saya. Ketika saya duduk suami saya tersenyum kepada saya dan berkata, "Itulah sebabnya mengapa Tuhan memberikan kamu kepadaku, Sayang. Untuk memberiku harapan." Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan pada saat itu kami tahu bahwa hanya karena Kasih Tuhan kami diberikan apa yang dapat kami berikan untuk orang lain.

Hari itu menunjukkan kepadaku cahaya kasih Tuhan yang murni dan indah. Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah, dengan cerita ini ditangan saya. Saya menyerahkan "proyek" saya dan dosen saya membacanya. Kemudian ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkan saya membagikan ceritamu kepada yang lain?" Saya mengangguk pelahan dan ia kemudian meminta perhatian dari kelas. Ia mulai membaca dan saat itu saya tahu bahwa kami, sebagai manusia dan bagian dari Tuhan, membagikan pengalaman ini untuk menyembuhkan dan untuk disembuhkan..

Dengan caraNya sendiri, Tuhan memakai saya untuk menyentuh orang-orang yg ada restoran tersebut, suamiku, anakku, guruku, dan setiap jiwa yang menghadiri ruang kelas di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang pernah saya pelajari: PENERIMAAN YANG TAK BERSYARAT.

Banyak cinta dan kasih sayang yang dikirimkan kepada setiap orang yang mungkin membaca cerita ini dan mempelajari bagaimana untuk MENCINTAI SESAMA DAN MEMANFAATKAN BENDA-BENDA BUKANNYA MENCINTAI BENDA DAN MEMANFAATKAN SESAMA.

1 Yohanes 4:20, "Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya."

TOKO GROSIR

Suatu hari dalam perjalanan hidup saya, saya melihat sebuah papan bertuliskan, "Toko Grosir Surga". Ketika saya berjalan dan hendak masuk ke toko itu, pintu segera terbuka dengan begitu lebar. Sementara saya berdiri dalam kebingungan ketika berada dalam toko tersebut, saya melihat banyak malaikat yang berdiri dimana-mana. Salah satu dari mereka memberikan keranjang belanja kepada saya sambil berkata ,

"Anakku, berbelanjalah dan pilih apa saja yang engkau mau, semua kebutuhan orang Kristen tersedia di toko ini dan jika engkau tidak bisa membawa semua belanjaanmu, engkau boleh kembali lagi kesini."

Pertama-tama saya mengambil KESABARAN dan KASIH , karena keduanya berada di rak yang sama. Dibawah rak itu saya melihat PENGERTIAN dan saya pun mengambilnya. "Kau selalu memerlukannya dimanapun kau pergi," kata malaikat yang ada di depan saya.

Saya mengambil 2 kotak KEBIJAKSANAAN dan sekantong IMAN . Saya juga tidak melupakan ROH KUDUS karena itu terletak di setiap tempat di dalam toko itu. Saya berhenti sejenak untuk mengambil sebungkus KEKUATAN dan KETEGUHAN HATI untuk menolong dan memampukan saya melalui perjuangan hidup ini. Meskipun keranjang saya sudah penuh, tetapi saya teringat bahwa saya membutuhkan ANUGERAH .

Saya juga tidak melupakan KESELAMATAN karena saya tahu itu merupakan barang yang gratis di toko tersebut. Saya mengambil lebih , agar bisa membagikannya kepada orang lain yang membutuhkannnya .

Saya berpikir, "ini kan cuma-cuma." Keranjang saya kini benar-benar penuh dan saya berjalan ke kasir untuk membayar belanjaan. Saya berpikir, "Dengan semua yang saya beli, saya pasti bisa menyenangkan Tuhan saya." Di depan kasir saya melihat DOA dan tanpa menunggu lebih lama saya segera mengambilnya karena saya tahu tanpa DOA saya akan segera jatuh dalam pencobaan.

DAMAI dan SUKACITA adalah dua hal penting yang hampir saya lupakan. Saya segera mengambil satu keranjang kecil untuk keduanya dan untuk NYANYIAN PUJIAN .

Pada akhirnya saya berkata kepada malaikat, "Sekarang berapa yang harus saya bayar?" Ia hanya tersenyum dan berkata, " Kamu tinggal membawanya saja."
Sekali lagi saya bertanya dalam kebingungan, "Sungguh, berapa harga semua ini?"
Ia tersenyum dan berkata, "Anakku, bertahun-tahun yang lalu Yesus telah membayar semuanya untuk mu."

Aku terharu, aliran-aliran bening membanjiri mataku.

Di dalam Iman semuanya sudah tersedia bagi kita yang percaya kepada YESUS. Kita tinggal mengambilnya kapan dan berapa banyak yang kita mau. Alkitab berkata bahwa Ia datang supaya kita memiliki hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan . DIA menjadi miskin agar kita kaya dalam segala hal .

Saat ini "Toko Grosir Sorga" masih terbuka, dan YESUS mengharapkan agar kita semua datang dan menikmati hasil dari pengorbananNYA .

Yakobus 2:(5,)" Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?"

KADANGKALA HIDUPMU MENANGIS

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab. Kamu merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu. Kamu mengira keputusan yang kamu ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan putus asa !! Bangkitlah !!

Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. demikian juga dirimu. kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu.

AKU sering melihat melihatmu marah ketika kamu melihat orang lain berhasil.
Untuk apa kamu menginginkan keberhasilan orang lain?
Bukankah AKU udah menyediakan suksesmu sendiri?
Kamu tidak pernah mengejarnya, jadi kamu tidak pernah bisa memilikinya.

Matamu tidak terfokus kepada rancangan-Ku yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karya-Ku yang luar biasa atas hidup orang lain.

Jadilah seperti air..Selalu mengalir...melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas.

Anak-Ku,,,jangan mau dikalahkan oleh keadaan,,tetapi kalahkan keadaaan !!

Anak-Ku yang terkasih,,,jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik.

Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman.

Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu !

Kuasailah dirimu sedemikian rupa hingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan ataupun dikhianati oleh sesamamu.

Bukankah untuk itu kau hidup? untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya AKU?

Jauhilah segala bentuk kemarahan, tetapi jangan jauhi AKU.
Anak-Ku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu mebuka tangan-Ku lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya.
AKU senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis.
AKU melakukannya karena AKU sungguh-sungguh peduli padamu !!


Yohanes 15:(9,)" Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu."

Ayah yang selalu mengasihimu, ,

YESUS

Keranjang arang dan kitab suci

Seorang Kakek hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky (Amerika) dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Alkitab di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Alkitab seperti yang kakek lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Alkitab?" Dengan tenang sang Kakek dengan mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melobangi keranjangnya ia menjawab, " Bawa keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air."

Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya. Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang arang itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah. Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi.

Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek. Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu TELAH BERUBAH dari keranjang arang yang tua kotor dan kini BERSIH LUAR DAN DALAM.

"Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu MEMBACA ALKITAB. Kamu TIDAK BISA MEMAHAMI atau INGAT segalanya, tetapi KETIKA kamu MEMBACANYA LAGI, kamu AKAN BERUBAH, luar dalam. Itu adalah KARUNIA dari ALLAH di dalam hidup kita."

2 Timotius 3:(16), "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."

Save My LOVE, Today ...

Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan. Mereka adalah pasangan yg saling mencintai dan anakitu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yg terbuka. Dia terlambat untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut.

Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut adalah obat yg keras yg bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak tertolong. sang istri takut membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.

PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini ?

JAWABAN :
Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"

Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangkaadalah sikap yang proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. lagipula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tdk akan terjadi.


Tidak ada yg perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak satu-satunya. Apa yg si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang suami dan itulah yg diberikan suaminya sekarang. Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini


"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.

MORAL CERITA
Cerita ini layak untuk dibaca. Kadang kita membuang waktu hanya untuk mencari kesalahan org lain atau siapa yang salah dalam sebuah hubungan atau dalam pekerjaan atau dengan orang yang kita kenal. Hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.

KOLOSE 3: 13, "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."

Kentang

Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) tersebut mengadakan " permainan ". Ibu Guru menyuruh anak tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik ransparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut di beri nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang di beri nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : " Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka tidak
merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke mana pun
mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.

Ibu Guru : " Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain.

Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita
pergi. Itu hanya 1 minggu bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ?
Alangkah tidak nyamannya ...

Karena itu lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci, karena ketika Anda tidak mau mengampuni, Anda seperti sedang memegang bola berduri. Semakin Anda tidak mau melepaskan bola berduri itu, Anda sendiri yang akan merasakan sakit. Karena itu tidak ada jalan lain kecuali melepaskan pengampunan. GBU

Efesus 4:32, "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."

Allah Bapa Seperti Pemulung

"Ada satu hal di mana TUHAN tidak berkuasa untuk melakukannya" TUHAN tidak berkuasa untuk tidak menepati janjiNYA. Ia begitu setia akan janjiNYA.(Mazmur 12:7)

Suatu hari Guru sekolah minggu memberikan tugas kepada murid-muridnya: Seperti apa Allah Bapa itu? "Untuk mudahnya, kalian harus melihat Dia sebagai seorang Bapa.. seorang papi," ujar guru tsb.

Minggu berikutnya, guru tsb menagih PR dari setiap murid yang ada. "Allah Bapa itu seperti Dokter!" ujar seorang anak yang papanya adalah dokter. "Ia sanggup menyembuhkan sakit penyakit seberat apapun!" "Allah Bapa itu seperti Guru!" ujar seorang anak yang lain. "Dia selalu mengajarkan kita untuk melakukan yang baik dan benar." "Allah Bapa itu seperti Hakim!" ujar seorang anak yang papanya adalah hakim dengan bangga,"Ia adil dan memutuskan segala perkara di bumi." "Menurut aku Allah Bapa itu seperti Arsitek. Dia membangun rumah yang indah untuk kita di surga!" ujar seorang anak tidak mau kalah. "Allah Bapa itu Raja! Paling tinggi di antara yang lain!" "Allah Bapa itu pokoknya kaya sekali deh! Apa saja yang kita minta Dia punya!" ujar seorang anak konglomerat.

Guru tsb tersenyum ketika satu demi satu anak memperkenalkan image Allah Bapa dengan semangat. Tetapi ada satu anak yang sedari tadi diam saja dan nampak risih mendengar jawaban anak2 lain. "Eddy, menurut kamu siapa Allah Bapa itu?" ujar ibu guru dengan lembut. Ia tahu anak ini tidak seberuntung anak2 yang lain dalam hal ekonomi, dan cenderung lebih tertutup.

Eddy hampir2 tidak mengangkat mukanya, dan suaranya begitu pelan waktu menjawab,"Ayah saya seorang pemulung... jadi saya pikir... Allah Bapa itu Seorang Pemulung Ulung." Ibu guru terkejut bukan main, dan anak-anak lain mulai protes mendengar Allah Bapa disamakan dengan pemulung. Eddy mulai ketakutan. "Eddy,"ujar ibu guru lagi. "Mengapa kamu samakan Allah Bapa dengan pemulung?"

Untuk pertama kalinya Eddy mengangkat wajahnya dan menatap ke sekeliling sebelum akhirnya menjawab,"Karena Ia memungut sampah yang tidak berguna seperti Eddy dan menjadikan Eddy manusia baru, Ia menjadikan Eddy anakNya."

Memang bukankah Dia adalah Pemulung Ulung? Dia memungut sampah-sampah seperti saudara dan saya, menjadikan kita anak-anakNya, hidup baru bersama Dia, dan bahkan menjadikan kita pewaris kerajaan Allah.

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu sendiri melainkan pemberian Allah.

Our God is able! "Not by power, not by might, but by My Spirits, says the LORD" (Zach 4:6)

-~ Ketegaran Carol Schuller ~_

Carol Schuller adalah putri Robert Schuller. Ia mewarisi sikap tegar ayahnya yang mengatakan, "Masa sulit pasti berlalu, manusia tegar mampu bertahan." Carol mengalami kecelakaan, sehingga kakinya harus diamputasi, tetapi keadaan itu tidak membuatnya minder atau putus asa. Dalam kecacatannya itu ia mampu menunjukkan ketegaran dan keuletan, sehingga ia menjadi salah satu pemain yang handal dalam tim softball-nya.

Pada suatu musim panas, keluarga Robert Schuller diundang sebagai tamu dalam sebuah pelayaran selama seminggu ke Hawai. Pada malam terakhir diadakan pertunjukan bakat yang dapat diikuti oleh seluruh penumpang. Dengan penuh percaya diri, Carol berkata kepada papanya, "Papa, saya akan ikut acara pertunjukan bakat malam ini." Papanya tahu bahwa Carol tidak pandai menyanyi ataupun menari, tapi ia yakin pada kemampuan putrinya.

Pada malam pertunjukan, para peserta tampil dengan bakat yang cukup memukau. Ketika tiba giliran Carol, ia muncul di atas panggung dengan mengenakan gaun panjang dan dia terlihat cantik. Dengan penuh percaya diri dia berjalan menuju mikrofon.
"Saya tidak tahu apa bakat saya sebenarnya, namun ini adalah kesempatan yang baik untuk mengutarakan apa yang ingin Anda ketahui. Anda semua terus-menerus memperhatikan saya sepanjang minggu ini dan penasaran dengan kaki palsu saya. Saya mengalami kecelakaan dan nyaris tewas, namun tim dokter terus mentransfusi darah sehingga denyut jantung saya kembali menguat. Mereka memotong kaki saya tepat di bawah lutut dan belakangan mereka memotong juga lutut saya. Saya harus berada di rumah sakit selama tujuh bulan dengan infus antibiotik untuk melawan infeksi yang meradang. Kalau saya memiliki bakat, maka bakat saya adalah : Saya dapat memberitahukan kepada Anda semua bahwa selama masa-masa sukar itu, keyakinan menjadi sangat nyata bagi diri saya. Saya melihat pada gadis-gadis yang berjalan tanpa ketimpangan dan saya ingin berjalan seperti mereka. Saya tidak dapat, namun inilah yang dapat saya pahami dan sekaligus ingin saya beritahukan kepada Anda semua. Bukan cara berjalan Anda yang diperhitungkan, namun siapa yang berjalan dengan Anda dan dengan siapa Anda berjalan. Terima kasih."
Malam itu tidak ada mata yang kering, tidak ada hati yang tak tersentuh, mereka paham bahwa masa sukar pasti berlalu, manusia tegar mampu bertahan karena Tuhan berjalan bersama mereka!

Jangan terpaku pada masalah yang ada di depan kita, karena itu hanya akan menambah sesak dada kita, tetapi pandanglah Tuhan yang selalu setia berjalan bersama kita. Mengapa orang2 tegar mampu bertahan? Bukan strategi yang memampukan mereka, tetapi hati yang kuat yang selalu memandang dan terpaut pada Tuhan.

Mazmur 31:24-25
(24)Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihiNya! TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjarNya dengan tidak tanggung-tanggung. (25)Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!

Cerita dari Afrika

Suatu malam Saya bekerja keras untuk menolong seorang ibu di sebuah bangsal rumah sakit; tapi apapun yang kami lakukan, dia meninggal dan meninggalkan bayi premature yang sangat mungil serta seorang anak perempuan usia 2 tahun yang menangis.
Kami mengalami kesulitan untuk menjaga agar si bayi tetap hidup, Karena kami tidak punya incubator ( kami tidak punya listrik untuk Menyalakan incubator)

Kami juga tidak punya makanan khusus bayi. Meskipun kami tinggal di daerah khatulistiwa, di malam hari seringkali udara sangat dingin dan anginnya kencang.

Salah seorang muridku menaruh bayi itu dalam box dan membungkus bayi dengan kain wol. Yang lain menyalakan api dan mengisi botol air panas.

Kemudian muridku yang mengisi botol air panas segera kembali dengan kebingungan sambil bercerita bahwa saat mengisi botol itu dan ternyata meledak (Karet mudah rusak dalam kondisi cuaca tropis)

"Dan ini adalah botol air panas terakhir kita," dia berseru. "Oke," kataku, "taruh bayi itu didekat api dalam jarak yang cukup aman,dan tidurlah diantara bayi itu dan pintu untuk menjaga nya dari angin. Tugasmu adalah menjaga bayi tetap hangat."

Siang hari berikutnya, seperti hari sebelumnya, Aku pergi berdoa dengan beberapa anak yatim piatu yang berkumpul denganku. Aku berikan mereka bermacam-macam saran untuk mendoakan dan bercerita pada mereka tentang bayi mungil itu.

Aku menceritakan masalah kami soal menjaga bayi supaya cukup hangat, menyebutkan tentang botol air panas, dan bagaimana bayi itu bisa dengan mudah meninggal bila kedinginan. Saya juga bercerita pada mereka tentang saudara perempuannya yang berumur 2 tahun, yang menangis karena ibunya meninggal.

Selama berdoa, seorang gadis usia 10 tahun, Ruth, berdoa dengan doa singkat seperti anak Afrika kami.

"Tolong, Tuhan" dia berdoa, "kirim kan botol air. Tidak baik besok, Tuhan, karena bayinya bisa mati, jadi tolong kirim sore ini."

Saat aku menarik napas dalam hati karena keberaniannya dalam berdoa, dia menambahkan, "Dan saat Engkau mengirimkan botol air itu, maukah Engkau mengirimkan juga boneka untuk gadis kecil itu, supaya dia tahu bahwa Engkau sungguh mengasihinya?"
Seringkali dalam doa anak-anak, aku merasa ditempatkan pada pusatnya. Dengan sungguh-sungguh kukatakan, "Amin". Oya aku tahu bahwa Tuhan dapat melakukan segalanya, Alkitab mengatakan demikian. Tapi pasti ada batasnya, kan? (pikiran manusia selalu ingin membatasi kuasa Tuhan)
Dan menurutku satu-satunya jalan Tuhan dapat menjawab doa-doa kami yaitu jika keluargaku di Amerika mengirimi bingkisan. Namun aku sudah tinggal selama hampir 4 tahun, dan tidak pernah, sama sekali menerima bingkisan dari rumah. Tapi, bila sesorang mengirimi ku bingkisan, siapa yang akan memberi botol air panas. Sebab aku tinggal di daerah Tropis!

Menjelang sore, ketika aku sedang mengajar di sekolah pelatihan perawat, sebuah parcel dikirimkan dengan mobil didepan pintu rumahku.

Saat aku sampai di rumah, mobilnya sudah pergi, tapi disana, di beranda, ada dua puluh dua pon parcel yang sangat besar. Aku merasa pedih dimataku.

Aku tidak dapat membuka parsel itu sendirian, jadi aku meminta ke anak-anak yatim piatu untuk membantuku. Bersama-sama kami menarik talinya, dengan hati-hati membuka simpulnya. Kami melipat kertasnya, supaya tidak menyobeknya. Kegembiraan meningkat.

Sebanyak 30 atau 40 pasang mata melihat ke dalam kardus tersebut. Dari atas, kami mengeluarkan baju rajutan berwarna cerah. Mata kami langsung silau melihatnya. Ada perban rajutan untuk pasien kusta, dan anak-anak mulai terlihat sedikit bosan. Lalu ada sekotak kismis, ini bisa dipakai untuk membuat setumpuk kue kismis di akhir pekan.

Lalu, aku memasukkan tanganku lagi, aku merasa .... benarkah ini?? Aku menariknya keluar .... yaa .... ini baru, botol air panas karet. Aku menangis terharu.

Aku tidak meminta Tuhan untuk mengirimkannya. Aku tidak percaya bahwa Dia benar-benar melakukannya. Ruth ada di barisan depan dari anak2. Ia cepat2 maju, sambil menangis, " Jika Tuhan mengirimkan botolnya, Dia harus mengirim bonekanya juga!" Sambil mengobrak-abrik bagian bawah kotak, dia menarik sesuatu yang mungil, boneka bergaun indah.

Matanya berkilau ! Dia tidak pernah sangsi! Sambil melihatku, dia berkata : " Dapatkah aku pergi bersamamu & memberikan boneka ini kepada gadis kecil itu, supaya dia tahu, Yesus sangat mencintainya??
Ternyata parcel ini telah dipersiapkan dan dikirim 5 bulan lalu. Di bungkus oleh Siswa Kelas Hari Mingguku, yang mana saat mempersiapkan parcel itu, Tuhan telah memerintahkannya juga untuk mengirimi botol air panas walaupun di daerah Tropis. Lalu salah satu dari siswaku juga telah memberikan boneka untuk dikirimkan ke anak Afrika - Dan itu semua terjadi 5 bulan sebelumnya, sebagai jawaban dari doa seorang anak gadis 10 tahun untuk membawanya "sore itu"

(Yesaya 65:24)
"Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya."

Dua Pilihan

Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, " Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"

Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya.

Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialamai.

Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu.

Bagaimana kamu dapat melakukannya?" Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya."

"Tetapi tidak selalu semudah itu," protesku. "Ya, memang begitu," kata Jerry, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."

Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.


Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut.


Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.

"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang," jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup."

"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku. Jerry melanjutkan, " Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."

"Apa yang kamu lakukan?" tanya saya. "Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku," kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku..

Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Ditengah tertawa mereka aku katakan, ' Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."

Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.

Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Filipi 4:8, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."

Sebuah Pelajaran Hidup

Dua orang pria, keduanya sakit parah, menempati kamar rumah sakit yang sama
Salah satu dari mereka diizinkan untuk duduk di tempat tidurnya selama satu jam setiap sore untuk membantu mengeringkan cairan dari paru-parunya.
Tempat tidurnya ada di sebelah jendela satu-satunya di dalam kamar.
Sedangkan yang lain harus menghabiskan seluruh waktunya telentang.
Mereka berdua selalu berbincang selama berjam-jam.
Mereka berbicara tentang istri-istri mereka dan keluarga, rumah mereka, pekerjaan mereka, keterlibatan mereka dalam pelayanan militer, dan di mana mereka telah berlibur.

Setiap sore, ketika pria di tempat tidur di dekat jendela bisa duduk, ia akan melewatkan waktu dengan menjelaskan kepada rekan sekamarnya semua hal yang ia bisa lihat di luar jendela. Pria di tempat tidur lain mulai membayangkan segala aktivitas dan warna dunia luar. Jendela tersebut menghadap sebuah taman dengan danau yang indah.

Di taman tersebut bebek dan angsa bermain di air, sementara terlihat beberapa anak kapal berlayar. Sepasang muda-mudi berjalan bergandengan tangan di tengah-tengah setiap warna bunga dan dengan pemandangan kota yang memukau dapat dilihat di kejauhan.
Laki-laki di dekat jendela menjelaskan semua ini dalam rincian yang sangat indah, laki-laki di sisi lain ruangan akan menutup mata dan membayangkan pemandangan indah ini..

Satu hangat sore, pria di dekat jendela menggambarkan sebuah parade yang lewat.
Meskipun pria yang berbaring tersebut tidak mendengar adanya bunyian musik-musik parade namun ia bisa membayangkan kata-kata yang diucapkan oleh pria di dekat jendela dengan kata-kata deskriptif.

Hari, minggu dan bulan berlalu.
Suatu pagi, hari perawat datang untuk membawa air untuk mandi mereka dan ia menemukan tubuh tak bernyawa dari orang dekat jendela, yang telah meninggal dengan tenang dalam tidurnya.

Dia sedih dan memanggil petugas rumah sakit untuk membawa tubuh pergi.
Begitu tampaknya tepat, laki-laki lain yang hanya bisa tidur terlentang tersebut bertanya apakah kepada perawat apakah ia bias dipindahkan di sebelah jendela. Laki-laki tersebut berpikir, jika ia dia di dekat jendela, pastilah ia akan dapat melihat pemandangan indah di luar. Perawat tersebut menyanggupinya dan setelah memastikan ia nyaman, ia meninggalkannya sendirian.

Perlahan-lahan, menyakitkan, ia menyandarkan diri pada satu siku untuk melihat dunia nyata di luar sana melalui jendela.

Ia berusaha perlahan-lahan menoleh ke luar jendela di samping tempat tidur.

Namun ia begitu kaget, karena yang didapatinya bukanlah pemandangan dunia luar, melainkan dinding kosong.
Pria tersebut akhirnya bertanya kepada perawat mengapa almarhum teman sekamarnya menjelaskan hal-hal indah seperti di luar jendela ini, padahal pemandangan tersebut sama sekli tidak ada dan hanya sebuah dinding kosong yang ia dapatka.

Perawat menjawab bahwa orang itu buta dan bahkan tidak bisa melihat dinding.
Dia berkata, 'Mungkin ia hanya ingin mendorong dan menyemangati Anda. "

Epilog:
Ada kebahagiaan yang luar biasa dalam membuat orang lain bahagia, walaupun situasi kita sendiri sedang dalam duka. Akan tetapi kebahagiaan yang dirasakan secara bersama-sama adalah dua kali lipat nikmatnya dan sangat luar biasa.
Jika Anda ingin merasa kaya, itu arinya Anda hanya menghitung semua hal yang Anda miliki. Tapi uang tidak bisa membeli kebahagian yang telah Anda miliki..
'Hari ini adalah anugerah, itu sebabnya disebut Hadiah. "

Amsal 19:8, "Siapa memperoleh akal budi, mengasihi dirinya; siapa berpegang pada pengertian, mendapat kebahagiaan."

ORANG KRISTEN DI CINA

KEADAAN YANG BURUK DI PENJARA
Ruth duduk di atas lantai yang kotor. Perasaannya dipenuhi keinginan untuk memberontak karena bau busuk yang begitu menyengat dan meliputi udara di dalam sel. Ruth tidak bisa mengingat bau benda apa yang lebih busuk dari bau ruangan ini. Di dalam sel ini tidak ada toilet, bahkan tidak ada satu lubang kecil untuk pembuangan kotoran. Sedikitpun tidak tersedia air di tempat itu. Di Cina, khususnya selama masa kebrutalan revolusi kebudayaan, para tahanan benar-benar tidak diperhatikan.

Ruth bisa merasakan binatang-binatang kecil merayapi tubuhnya seperti laba-laba, kecoa, dan tikus. Nyamuk-nyamuk yang haus akan darah berdesingan di mana-mana. Kegelapan meliputi tempat itu. Begitu gelapnya sampai Ruth tidak bisa melihat orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Pikirannya sedang melamunkan tiga orang anaknya, Daniel 10 tahun, Joseph 8 tahun, dan Mary 5 tahun, yang ditinggal sendirian di rumah. Ruth bersama dengan suaminya, Michael, telah ditawan dan dimasukkan ke dalam sel tahanan.

TRAGEDI YANG MENGENASKAN
Dalam kegelapan itu, tiba-tiba ada suara seorang teman yang bertanya, “Apakah kamu punya anak?” Mendengar pertanyaan yang seakan-akan mengerti pikiran dan perasaannya, Ruth menjawab, “Ya, ada tiga orang. Sebenarnya saya telah melahirkan empat orang anak, namun seorang di antaranya telah mati.” “Apa yang terjadi?” Ruth tidak bisa menjawab. Untuk sesaat air matanya menglir membasahi pipinya. “Tuhan, tolonglah aku untuk mempermuliakan Engkau dalam segala sesuatu,” dia berdoa.

Akhirnya dia mulai menceritakan kisah tragis yang menimpa anaknya ini. Dengan suara pilu dia berkata, “Peter,” Ruth menyebut nama anaknya ini, “Tiga tahun yang lalu ketika dia berumur 11 tahun, rumah kami digeledah dan didatangi oleh Tentara Merah (Red Guards). Ada beratus-ratus orang yang datang dan memeriksa tempat kami. Mereka telah mengetahui bahwa saya dan suami saya adalah seorang pemimpin dari banyak ‘gereja rumah’ di daerah itu. Mereka menendang roboh pintu rumah kami, mengikat suami saya dan menggunduli kepala kami berdua. Mereka menodongkan senjata di atas kepala kami dan berteriak, “Di mana Alkitabmu? Di mana rekan-rekan yang bersamamu? Di mana kamu melakukan pertemuan?” Karena kami menolak untuk menjawab, mereka mulai menghancurkan perabot-perabot rumah kami dan seisi rumah kami diporak-porandakan. Untuk tiga hari tiga malam kami tidak diizinkan makan, minum, atau tidur. Mereka melihat empat orang anak kami dan mereka membariskan mereka di atas bangku. Ketika anak kami kelelahan, mereka memukuli anak-anak kami dan memerintahkan untuk terus berdiri di atas bangku. Karena saya dan suami saya tidak mau menajwab saat ditanyai, maka Tentara Merah mulai menginterogasi anak-anak kami. Tetapi anak-anak kami juga menolak untuk bekerja sama. Mereka mengetahui bahwa hidup atau mati, mereka harus mengakui nama Tuhan Yesus dan jangan pernah menyebutkan nama atau identitas rekan-rekan pekerja Kristen yang lain. Dengan kasar mereka mulai memukuli anak kami lagi. Peter diseret keluar rumah dan giginya mulai dicabuti. Dia dipukuli hingga berdarah. Akhirnya mereka melemparkan dan meninggalkan tubuhnya yang sudah lumpuh di atas lantai. Suami saya dibawa dan dipekerjakan secara paksa di kamp militer pekerja berat. Saya segera membawa Peter ke rumah sakit. Dokter mengatakan tidak ada harapan karena anak ini telah banyak mengeluarkan darah. Saya dieberitahu untuk mempersiapkan pemakaman baginya. Mereka juga telah memberikan surat-surat yang diperlukan untuk proses pemakaman. Pihak yang berwenang mengizinkan suami saya untuk meninggalkan kamp kerja paksa untuk sesaat dan menjenguk Peter di saat menit-menit terakhir sebelum Peter dijemput Tuhan. Ketika melihat ayahnya datang, Peter sangat gembira. “Ayah dan ibu,” katanya, “Banyak orang yang mengenakan jubah hitam saat mereka mati, tetapi saya ingin berpakaian jubah putih, supaya saya kelihatan indah saat bertemu dengan Tuhan Yesus.” Kami menangis dan sangat berduka karena dia. Dan kami berdoa bersama-sama supaya nama Allah dipermuliakan. Karena musim hujan pada waktu itu, maka semua jendela di tempat itu ditutup. Tetapi ketika kami selesai berdoa, satu jendela terbuka dan ada angin sejuk berhembus masuk memenuhi ruangan. Roh penghibur datang memasuki hati kami. Peter berbisik perlahan, “Yesus telah datang untuk membawaku pulang. Selamat tinggal.” Wajahnya dipenuhi dengan sukacita. Bahkan dokter yang hadir saat itu digerakkan untuk berkomentar, “Saya belum pernah melihat orang yang mati penuh kedamaian seperti ini.” Ketika kami pulang ke rumah, anak-anak kami yang lebih muda dari Peter mengagetkan kami dengan kegembiraan yang luar biasa. Mereka berkata, “Kami tidak bisa tidur, karena kami melihat kumpulan besar malaikat-malaikat di sekeliling rumah. Mereka membawa alat-alat musik dan menyanyi untuk kami. Mereka mengatakan bahwa mereka datang untuk membawa Peter bersama-sama dengan mereka ke Sorga.” Saya menjelaskan, “Kakakmu telah pergi bersama-sama dengan Tuhan Yesus.” Dan mereka semua menangis. Peter begitu mengasihi adik-adiknya ini dan mereka juga membalas kasihnya dengan rasa sayang yang sangat besar.”

MENGGANTI KEBENCIAN DENGAN KASIH
Ada kesunyian yang panjang dalam sel itu. Tetapi kemudian Ruth mulai bisa mendengar suara tangisan yang berasal dari berbagai tempat di sel gelap itu. Tiba-tiba terdengar suara teriakan kemarahan, “Terkutuklah orang-orang Tentara Merah! Kenapa mereka melakukan hal yang keji seperti ini? Saya berharap bisa mencekik leher orang-orang ini dan membunuh mereka!”

“Jangan! Jangan!” Ruth berteriak, “Kalian jangan membenci mereka. Ini adalah dendam dan lingkaran kepahitan. Yesus mengajarkan supaya kita mengasihi semua orang bahkan mengasihi musuh-musuh kita. Setiap hari saya berdoa untuk Tentara-Tentara Merah ini, supaya mereka segera menemukan dan mengenal Yesus. Dengan cara yang sama, saya juga telah berdoa bagi kalian semua. Kalian semua juga kekasih-kekasih yang dicintai Tuhan Yesus.”

“Hah!” cetus seseorang dengan geram, “Kalau Yesus sungguh-sungguh mengasihi saya, kenapa saya ada di sini, di dalam sel yang kumuh ini?” Ruth mulai menjelaskan bagaimana sel yang kotor ini sama seperti dosa mereka. Hanya Salib Yesus yang sanggup menjembatani jurang antara orang-orang berdosa dengan Allah yang kudus. Yang mereka butuhkan adalah mengakui dosa-dosa mereka dan meminta Yesus menjadikan mereka manusia yang baru.

Sekali lagi ada kesunyian yang panjang dalam penjara itu. Dan satu persatu anggota sel itu mulai bertekuk lutut di sampingnya, penuh tangisan mengakui dengan keras segala dosa-dosa mereka dan memohon Yesus menyucikannya. “Terima kasih, Tuhan,” Ruth berdoa, “Sungguh Engkau bisa mengubahkan segala sesuatunya menjadi baik.”

Kesaksian ini menggambarkan betapa hebatnya aniaya dan penderitaan yang dialami gereja-gereja Tuhan di Cina. Namun semua yang dialami orang-orang ini seakan-akan memancarkan kemuliaan Tuhan yang semakin terang dan menjadi kesaksian atas seluruh bangsa di dunia. Keteguhan iman mereka teruji dalam dapur api. Mereka bukan cuma mengakui Yesus dengan mulut mereka, tetapi mereka membayar pengakuan mereka ini dengan aniaya dan penderitaan. Mereka belum pernah merasakan datang ke gereja tiap Minggu, bernyanyi memuji Tuhan, bersukacita, dan mengharapkan untuk hidup dalam kelimpahan. Yang ada pada mereka adalah gereja bawah tanah dan ibadah yang sembunyi-sembunyi. Mereka dikejar-kejar oleh tentara militer, dan rawan dengan aniaya. Pengakuan iman mereka teruji dengan tindakan yang nyata. Kuasa Injil betul-betul dinyatakan dalam kehidupan mereka. Mereka mempertahankan iman dengan nyawa mereka. Tidak ada sesuatupun yang dapat menggoyahkan iman mereka di dalam Tuhan. Iman seperti inilah yang dicari Tuhan.

“… Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8)

PENGINJIL CINA MEMBUTUHKAN DOA SAUDARA
“Saya begitu sendirian. Saya menghadapi pikiran untuk bunuh diri ketika tidak bisa tidur setiap malamnya. Saya sangat merindukan untuk memenangkan banyak jiwa bagi Tuhan, namun tidak seorangpun yang mau mendengar. Semua orang memandang rendah dan meremehkan saya. Penghiburan saya hanyalah Yesus yang telah mengalami dan menjalani semuanya ini, penderitaan, aniaya, diremehkan, dan direndahkan.”

Bagian dari surat penginjil Cina ini memberikan gambaran bahwa banyak daerah-daerah di Cina yang belum meresponi panggilan Tuhan. Bahkan kalau seandainya kita memasukkan 70 juta orang Cina Kristen (orang yang meresponi Injil Kristus) dalam hitungan, hitungan ini hanya mencapai kurang dari 7% saja orang Cina yang percaya dan meresponi Injil Kristus. Berdoalah supaya Tuhan meneguhkan setiap penginjil-penginjil yang melayani desa-desa kecil di seluruh Cina, supaya mereka berada dalam kondisi rohani yang berapi-api.

Tragisnya, orang yang menulis surat ini telah dikubur 2 tahun lalu. Tidak ada seorangpun yang tahu apakah ia bunuh diri atau dibunuh.

“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” (Wahyu 12:11)

Bersyukurlah

Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin yang hidup dengan
seorang putera nya. Mereka hanya memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari
membantu mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa. Pada suatu
hari, kuda pak tani satu2 nya tersebut menghilang, lari begitu saja dari
kandang menuju hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke kandangnya, dengan
membawa 100 kuda liar dari hutan. Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa
luas dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa. Orang2 dari
kampung berbondong datang dan segera mengerumuni "koleksi" kuda2 yang
berharga mahal tersebut dengan kagum. Pedagang2 kuda segera menawar kuda2
tersebut dengan harga tinggi, untuk dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun
menerima uang dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar untuk
berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh semangat berusaha
menjinakan kuda baru nya. Namun, ternyata kuda tersebut terlalu kuat,
sehingga pemuda itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk menyembuhkan patah kaki
nya. Perlu waktu lama hingga tulang nya yang patah akan baik kembali.
Keesokan hari nya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu. Dan
memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung menjadi pasukan raja untuk
bertempur melawan musuh di tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib
bergabung, kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak harus
berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas putra-putra nya bertempur,
dan berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku tidak tahu ..."

Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering disebut: non-judgement.
Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan untuk memahami rangkaian
kejadian.
Apa2 yang kita sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa depan
baru ketahuan adalah jalan menuju "keberuntungan" . Maka orang2 seperti Pak
Tani di atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan label2
"beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang kita sungguh tidak tahu
bagaimana hasil akhirnya nanti. Seorang karyawan yang dipecat perusahaan
nya, bisa jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status job-less nya
telah memecut dan membuka jalan bagi diri nya untuk menjadi boss besar di
perusahaan lain. Maka berhentilah menghakimi apa yang terjadi hari ini,
kejadian - kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi tugas , Bencana Alam Gempa
Bumi , Konflik rumah tangga , Putus Cinta dan apapun namanya itu. . . .
karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi kemudian dibalik
peristiwa itu.

" Hadapi badai kehidupan sebesar apapun , Tuhan tahu kemampuan kita.
Kapal hebat diciptakan bukan hanya untuk disandarkan di dermaga saja "

"Live, learn, love and be grateful..."
-Joel Hilton-

MATIUS 7
(1) Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.

(2) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Boneka untuk Adikku

Hari terakhir sebelum Natal, aku terburu-buru ke supermarket untuk

membeli hadiah2 yang semula tidak direncanakan untuk dibeli. Ketika

melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: "Ini akan makan waktu

selamanya, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju" "Natal benar2

semakin menjengkelkan dari tahun ke tahun. Kuharap aku bisa berbaring,

tidur, dan hanya terjaga setelahnya" Walau demikian, aku tetap berjalan

menuju bagian mainan, dan di sana aku mulai mengutuki harga-harga,

berpikir apakah sesudahnya semua anak akan sungguh-sungguh bermain

dengan mainan yang mahal.



Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki2 berusia

sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut boneka

itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk siapa boneka

itu. Anak itu mendekati seorang perempuan tua di

dekatnya: 'Nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang?'

Perempuan tua itu menjawab: 'Kau tahu bahwa kau tidak punya cukup uang

untuk membeli boneka ini, sayang.' Kemudian Perempuan itu meminta anak

itu menunggu di sana sekitar 5 menit sementara ia berkeliling ke tempat

lain. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak laki2 itu masih

menggenggam boneka itu di tangannya.



Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia ingin

memberikan boneka itu.'Ini adalah boneka yang paling disayangi adik

perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada Natal ini. Ia yakin

Santa Claus akan membawa boneka ini untuknya' Aku menjawab mungkin

Santa Claus akan membawa boneka untuk adiknya, dan supaya ia jangan

khawatir. Tapi anak laki2 itu menjawab dengan sedih 'Tidak, Santa Claus

tidak dapat membawa boneka ini ke tempat dimana adikku berada saat ini.

Aku harus memberikan boneka ini kepada mama sehingga mama dapat

memberikan kepadanya ketika mama sampai di sana.' Mata anak laki2 itu

begitu sedih ketika mengatakan ini 'Adikku sudah pergi kepada Tuhan.

Papa berkata bahwa mama juga segera pergi menghadap Tuhan, maka kukira

mama dapat membawa boneka ini untuk diberikan kepada adikku.' Jantungku

seakan terhenti.



Anak laki2 itu memandangku dan berkata: 'Aku minta papa untuk

memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk menunggu

hingga aku pulang dari supermarket.' Kemudian ia menunjukkan fotonya

yang sedang tertawa. Kamudian ia berkata: 'Aku juga ingin mama membawa

foto ini supaya tidak lupa padaku. Aku cinta mama dan kuharap ia tidak

meninggalkan aku tapi papa berkata mama harus pergi bersama adikku.'

Kemudian ia memandang dengan sedih ke boneka itu dengan diam.



Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan dan

berkata kepada anak itu. 'Bagaimana jika kita periksa lagi, kalau2

uangmu cukup?' 'Ok' katanya. 'Kuharap punyaku cukup.' Kutambahkan

uangku pada uangnya tanpa setahunya dan kami mulai menghitung. Ternyata

cukup untuk boneka itu, dan malah sisa. Anak itu berseru: 'Terima Kasih

Tuhan karena memberiku cukup uang' Kemudian ia memandangku dan

menambahkan: 'Kemarin sebelum tidur aku memohon kepada Tuhan untuk

memastikan bahwa aku memiliki cukup uang untuk membeli boneka ini

sehingga mama bisa memberikannya kepada adikku. DIA mendengarkan aku.

Aku juga ingin uangku cukup untuk membeli mawar putih buat mama, tapi

aku tidak berani memohon terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi DIA

memberiku cukup untuk membeli boneka dan mawar putih.' 'Kau tahu,

mamaku suka mawar putih'



Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan

keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang sepenuhnya

berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus anak itu dari

pikiranku. Kemudian aku ingat artikel di koran lokal 2 hari yang lalu,

yang menyatakan seorang pria mengendarai truk dalam kondisi mabuk dan

menghantam sebuah mobil yang berisi seorang wanita muda dan seorang

gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal seketika, dan ibunya dalam

kondisi kritis. Keluarganya harus memutuskan apakah harus mencabut alat

penunjang kehidupan, karena wanita itu tidak akan mampu keluar dari

kondisi koma. Apakah mereka keluarga dari anak laki2 ini?



2 hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di koran

bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan

diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke rumah

duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada orang2

untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan. Wanita itu

di sana, dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar putih yang

cantik dengan foto anak laki2 dan boneka itu ditempatkan di atas

dadanya. Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa hidupku telah

berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki2 itu kepada ibu dan

adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan. Dalam sekejap

mata, seorang pria mabuk mengambil semuanya dari anak itu.

FRIENDS ARE LIKE ANGELS,

WHO HELP US FLY WHEN OUR WINGS HAVE FORGOTTEN HOW TO FLY

Perbuatan baik yang tak pernah terputus

Pada Suatu hari tampak seorang Pria sedang menelusuri sebuah jalan ditempat tinggalnya, dari balik kacamatanya Pria tersebut merasa ada yang telah mencuri penglihatannya saat itu, sudut mata itu terusik pada seseorang diseberang jalan, tampak seseorang itu sedang mengacungkan jempolnya disisi jalan, tampak jelas jempol tersebut tertuju kepada semua kendaraan di sekitar yang melintas, dengan harapan mendapatkan tumpangan untuk meneruskan perjalanan,



namun dari balik kacamatanya pula Pria tersebut tidak melihat ada satupun kendaraan yang sudi menghentikan kendaraannya dan sekedar memberinya tumpangan, dengan sisa wajah yang letih seseorang tersebut melangkahkan kakinya kearah trotoar yang mungkin untuk mengistirahatkan diri, yang entah sudah berapa lama berada di sisi jalan itu, dengan yakin Pria tersebut lalu menepikan kendaraannya untuk menghampiri seseorang tersebut, setelah didekati ternyata orang yang terduduk di trotoar tersebut adalah seorang wanita, dengan wajah penuh keriput serta tongkat yang selalu setia berada disebelahnya seketika berubah ceria dan berusaha tersenyum dengan sisa tenaganya.

Setelah menepikan kendaraannya Pria tersebut bertanya

-PRIA-
"Nek, apa yang sedang Nenek lakukan disini, saat ini ?"


Lalu Nenek itu menjawab dengan lirih bahwa dia tersasar ke daerah ini dan bingung jalan pulang kerumah karena pada saat yang bersamaan tas nya kecurian ketika sedang jalan di suatu daerah.
Lalu dengan sopan Pria tersebut menawarkan diri untuk memberinya tumpangan sampai ketempat tujuan, didalam kendaraan tersebut si Nenek menanyakan nama Pria tersebut, [/right]

-NENEK-
"Nak, kalau boleh Nenek tahu, siapakah namamu ?"

-PRIA-
"Oh saya Dwight Nek"

-NENEK-
"Terima kasih ya Nak, kamu sungguh Baik sekali"

sekali lg ujar sang Nenek dalam ungkapan rasa terimakasihnya saat ini.

-PRIA-
"Oh tak apa Nek, saya sadar saya lahir dari rahim seorang Ibu yang notabene adalah seorang wanita, jadi ketika saya melihat Nenek saat itu yang sedang benar-benar membutuhkan pertolongan, hati saya merasa tergerak dan merasa bahwa saat itu adalah Ibu saya yang sedang berdiri disitu, jadi saya benar-benar ikhlas untuk membantu Nenek"

lalu tanpa sadar Pria tersebut meneteskan air mata, ingat akan Orang Tuanya yang membuatnya selalu rindu untuk selalu berada ditengah-tengah kehangatan mereka.

-NENEK-
"Sekali lagi terima kasih banyak ya Nak..."

lalu Nenek tersebut menyunggingkan senyum haru mendengar jawaban dari Pria tersebut.

Setelah berapa saat akhirnya kendaraan yang mereka naiki telah sampai disebuah daerah dimana Nenek tersebut meminta berhenti dan Berbicara kepada Pria tersebut untuk menurunkannya disini.

-PRIA-
"Dimana Nek rumahnya ?"

-NENEK-
"Tak apa Nak, Nenek turun disini saja"

-PRIA-
"tapi Nek alangkah baiknya, jika saya mengantarkan Nenek hingga kerumah ?"

-NENEK-
"Tak apa Nak, rumah Nenek sudah dekat sekali dari sini, cukup biar Nenek meneruskannya dengan berjalan hingga kedepan rumah Nenek"

dengan sangat terpaksa akhirnya Pria tersebut menepikan kendaraan dan mengabulkan permintaan Nenek tersebut untuk turun disini.

-NENEK-
"Tapi Nak sebelumnya, bagai mana Nenek membalas kebaikan yang engkau lakukan sekarang ?"

-PRIA-
"Oh..Jangan Nek, seperti tadi telah saya katakan, bahwa saya ikhlas untuk membantu Nenek yang benar-benar butuh pertolongan"

-NENEK-
"Tapi Nak...."

-PRIA-
"Baiklah, jika Nenek ingin begitu, permintaan saya cuma satu Nek...", "Apa itu Nak ?", "Saya hanya ingin Nenek melakukan hal yang sama denga saya, Nenek bantulah orang yang benar-benar butuh bantuan ketika Nenek tahu bahwa orang tersebut butuh pertolongan kita..."

lalu Nenek tersebut tersenyum dengan bahagianya mendengar kata-kata Pria tersebut dan mengangguk sebagai tanda setuju.

Suatu hari disebuah tempat makan, Tampak seorang pelayan wanita yang sedang hamil melangkah sambil membawa daftar menu di tangan kanan serta alat tulis untuk mencatat order di tangan kiri terlihat sibuk melayani tamu-tamu yang akan memesan makanan.

-PELAYAN-
"Silahkan, ini menunya..."

setelah menyodorkan menu tersbut pelayan tersebut berdiri disisi pelanggannya, tampak wanita tersebut sibuk mencatat makanan apa yang dipesan oleh tamunya itu, setelah tamu selesai mengorder makanan apa yang akan dipesannya, pelayan tersebut melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyampaikan orderan yang tadi dipesan oleh tamu tersebut. Sepuluh menit kemudian pesanan tamu tersebut telah selesai dan langsung dibawanya menuju meja untuk kemudian disajikan kepada pelanggan tersebut dan tidak lupa untuk selau tersenyum kepada setiap tamu rumah makan itu lalu melangkah untuk kembali mencatat order menu dari tamu-tamu yang lainnya dan terus seperti itu hingga tamu yang pertama tadi dia layani memanggilnya dan menghitung semua makanan yang telah dia pesan.

-PELAYAN-
"silahkan Nek, ini bill-nya...hmmmm...kalau boleh tahu, kenapa Nenek hanya makan sendirian disini ?, kemanakah keluarga Nenek yang lain...?"

tanpa berkata-kata, Nenek tersebut hanya menyunggingkan senyum sambil memasukan beberapa lembar uang kertas untuk membayar bill pesanannya. Lalu pelayan tersebut melangkah menuju kasir untuk menyetorkan bill pembayaran dari tamu tersebut, setelah selesai pelayan tersebut kembali menuju meja dimana tamu tersebut duduk untuk menyerahkan kembalian dari pembayaran bill makanan tadi, namun alangkah terkejutnya ketika didapati tamu tersebut telah tidak ada di tempat dan hanya menemukan secarik kertas dan sebuah amplop putih dibawahnya, masih dalam keterkejutannya pelayan tersebut membaca isi yang tertera disecarik kertas tersebut,

- Nak, sebelumnya Nenek minta maaf karena telah meninggalkan meja ini tanpa sepengetahuanmu, maaf jika isi secarik kertas ini juga telah membuatmu terkejut, sebelumnya Nenek berada dalam posisi yang mungkin akan sangat panjang jika diceritakan serta di tulis disini, namun Nenek ingat pesan seoran Pria yang telah menolong Nenek pada waktu, yang tidak mungkin juga Nenek menceritakannya disini, namun disini Nenek hanya ingin membantumu, karena hati kecil Nenek berkata bahwa kamu sedang ada pikiran, maka dari itu Nenek meninggalkan amplop putih yang berada di bawah secarik kertas ini untuk membantumu, semoga apa yang Nenek berikan ini dapat berguna bagi persalinan anak kamu kelak-

Tangan pelayan itu gemetar setelah membaca surat tersbut lalu dengan sangat hati-hati tangannya mengangkat amplop putih yang tadi berada dibawah secarik kertas tersebut, lalu di buka nya perlahan dan alangkah terkejutnya lagi pelayan tersebut setelah melihat isi dari amplop putih tersebut adalah selembar cek lengkap dengan nominal yang cukup besar untuk sebuah pemberian cuma-cuma, namun ini adalah sebuah anugrah yang datang kepadanya melalui seorang Nenek dari Tuhan YME hingga tanpa sadar air matanya jatuh mambasahi secarik kertas yang masih dipegangnya.

Malamnya, pelayan tersebut memeluk erat-erat suami yang sedang tidur disebelah dirinya itu lalu memberikan sebuah kecupan hangat dikening sambil membisikan kata-kata ditelinga

-ISTRI-
"Sayang, qmuh nggak usah terlalu khawatir akan persalinan anak kita kelak, Tuhan memberikan Rezeki yang tidak terduga buat kita dan anak kita"

dan tanpa sadar air mata jatuh kembali hingga ke wajah suaminya itu lalu kembali memeluknya erat-erat, sambil membisikan kata-kata.....
"I LOVE YOU DWIGHT"...


-Beberapa yang mungkin kita bisa petik, bahwa kita sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan di dunia ini agar selalu saling bantu dan berbuat baik yang tidak pernah terputus terhadap sesama....

Masing-masing manusia memiliki masalahnya sendiri, cuma bagaimana kita sebagai manusia sabar dalam menghadapi segala cobaan dan tetap berdampingan dalam menempuh hidup, alangkah bahagianya ketika kita keluar dari masalahnya dan tetap dalam kebersamaan

Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (2 Timotius 3:17)

hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 19:19)

DUA BAYI DALAM PALUNGAN

Pada tahun 1994, dua orang misionaris Amerika mendapat undangan dari Departemen Pendidikan Rusia untuk mengajar Moral dan Etika berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. Mereka mengajar di penjara-penjara, kantor-kantor, departemen kepolisian, pemadam kebakaran dan di panti asuhan.

Panti Asuhan yang mereka kunjungi cukup besar dengan sekitar seratus anak laki-laki dan perempuan yatim piatu penghuninya. Mereka adalah anak-anak yang dibuang, ditinggalkan dan sekarang dirawat dalam program pemerintah.

Inilah kisah para misionaris tersebut:

"Waktu itu menjelang Natal 1994, saatnya anak-anak yatim piatu kita - untuk pertama kalinya - mendengarkan kisah Natal. Kami bercerita tentang Maria dan Yusuf, bagaimana setibanya di Bethlehem, mereka tidak mendapatkan penginapan hingga mereka akhirnya menginap di sebuah kandang hewan. Di kandang hewan itulah akhirnya Bayi Yesus lahir dan dibaringkan bunda-Nya dalam sebuah palungan.

Sepanjang kisah itu, anak-anak maupun pengurus panti asuhan begitu tegang; mereka terpukau dan takjub mendengarkan Kisah Natal. Beberapa anak bahkan duduk di tepi depan kursi seakan agar bisa lebih menangkap setiap kata. Selesai bercerita, setiap anak kami beri tiga potong kertas karton untuk membuat palungan. Mereka juga mendapat sehelai kertas persegi, sobekan dari kertas napkin kuning yang kami bawa. Anak-anak amat senang menerimanya karena di kota itu belum ada kertas berwarna.

Sesuai petunjuk, anak-anak mulai menggunting kertasnya dengan hati-hati lalu kemudian menyusun guntingan-guntingan kertas kuning sebagai jerami dipalungan. Potongan-potongan kecil kain flannel, yang digunting dari gaun malam seorang ibu Amerika yang telah meninggalkan Rusia, dipakai sebagai selimut bayi. Bayi kecil mirip boneka pun digunting dari lembaran felt yang kami bawa dari Amerika.

Semua anak sibuk menyusun palungannya masing-masing. Saya berjalan di antara mereka untuk melihat kalau-kalau ada yang membutuhkan bantuan. Semuanya tampak lancar dan baik-baik saja, hingga saya tiba di meja si kecil Misha. Misha adalah seorang anak laki-laki berusia sekitar enam tahun. Ia telah selesai mengerjakan proyeknya.

Ketika saya mengamati palungan bocah kecil ini, saya merasa terkejut bercampur heran. Ada dua bayi dalam palungan Misha. Cepat-cepat saya memanggil seorang penerjemah untuk menanyakan hal ini kepada Misha. Dengan melipat kedua tangannya di meja, dan sambil memandangi karyanya itu, Misha mulai mengulang Kisah Natal dengan amat serius.

Bagi anak sekecil dia, yang baru sekali saja mendengarkan Kisah Natal, ia menceritakan semua rangkaian kejadian dengan amat cermat dan teliti, hingga ia tiba pada bagian di mana Maria membaringkan Bayinya dalam palungan. Mulailah Misha bergaya. Ia membuat sendiri penutup akhir Kisah Natalnya. Katanya:

'Dan ketika Maria membaringkan Bayinya dipalungan, Bayi Yesus melihat aku. Ia bertanya apakah aku punya tempat tinggal. Aku katakan kepada-Nya bahwa aku tidak punya mama dan juga tidak punya papa, jadi aku tidak punya tempat tinggal. Kemudian Bayi Yesus mengatakan bahwa aku boleh tinggal bersama Dia. Tetapi aku katakan bahwa aku tidak bisa. Bukankah aku tidak punya apa-apa yang bisa kuberikan sebagai hadiah kepada-Nya seperti yang dihadiahkan orang-orang dalam kisah itu?

Tetapi aku begitu ingin tinggal bersama-Nya, jadi aku berpikir-pikir, "Apa ya, yang aku punya yang bisa dijadikan hadiah untuk-Nya." Aku pikir, barangkali kalau aku membantu membuat-Nya merasa hangat, itu bisa jadi hadiah yang bagus.

Jadi aku bertanya kepada Yesus, "Kalau aku menghangatkan-Mu, apakah itu bisa dianggap sebagai hadiah?" Dan Yesus menjawab, "Kalau kamu menjaga dan menghangatkan Aku, itu akan menjadi hadiah terindah yang pernah diberikan siapapun pada-Ku."

Demikianlah, aku menyusup masuk dalam palungan itu. Yesus memandangku dan berkata bahwa aku boleh kok tinggal bersama-Nya untuk selamanya.'
Misha dan Yesus
Saat si kecil Misha selesai bercerita, kedua matanya telah penuh air mata yang kemudian meleleh membasahi pipinya yang mungil. Wajahnya ia tutupi dengan kedua tangannya, kepalanya ia jatuhkan ke atas meja. Seluruh tubuh dan pundaknya berguncang hebat saat ia menangis dan menangis.

Yatim piatu yang kecil ini telah menemukan seseorang yang tak akan pernah melupakan serta meninggalkannya, yaitu seseorang yang akan tinggal bersamanya dan menemaninya - untuk selamanya."

YOHANES 15:5
"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa."

Gadis Korek Api

KOLOSE 3:12
"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran."

Di malam natal, orang-orang berjalan dengan wajah yang gembira memenuhi jalan di kota. Di jalan itu ada seorang gadis kecil mengenakan pakaian compang-camping sedang menjual korek api. "Mau beli korek api?" "Ibu, belilah korek api ini." "Aku tidak butuh korek api, sebab di rumah ada banyak."

Tidak ada seorang pun yang membeli korek api dari gadis itu. Tetapi, kalau ia pulang tanpa membawa uang hasil penjualan korek api, akan dipukuli oleh ayahnya.

Ketika akan menyeberangi jalan. Grek! Grek! Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya. "Hyaaa! Awaaaaas!"

Gadis itu melompat karena terkejut. Pada saat itu sepatu yang dipakainya terlepas dan terlempar entah ke mana. Sedangkan sepatu sebelahnya jatuh di seberang jalan.

Ketika gadis itu bermaksud pergi untuk memungutnya, seorang anak laki-laki memungut sepatu itu lalu melarikan diri. "Wah, aku menemukan barang yang bagus."

Akhirnya gadis itu bertelanjang kaki. Di sekitarnya, korek api jatuh berserakan. Sudah tidak bisa dijual lagi. Kalau pulang ke rumah begini saja, ia tidak dapat membayangkan bagaimana hukuman yang akan diterima dari ayahnya. Apa boleh buat, gadis itu membawa korek api yang tersisa, lalu berjalan dengan sangat lelahnya. Terlihatlah sinar yang terang dari jendela sebuah rumah. Ketika gadis itu pergi mendekatinya, terdengar suara tawa gembira dari dalam rumah.

Di rumah, yang dihangatkan oleh api perapian, dan penghuninya terlihat sedang menikmati hidangan natal yang lezat. Gadis itu meneteskan air mata. "Ketika ibu masih hidup, di rumahku juga merayakan natal seperti ini." Dari jendela terlihat pohon natal berkelipkelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah. Akhirnya cahaya di sekitar jendela hilang, dan di sekelilingnya menjadi sunyi.

Salju yang dingin terus turun. Sambil menggigil kedinginan, gadis itu duduk tertimpa curahan salju. Perut terasa lapar dan sudah tidak bisa bergerak. Gadis yang kedinginan itu, menghembus-hembuskan nafasnya ke tangan. Tetapi, sedikit pun tak menghangatkannya. "Kalau aku menyalakan korek api ini, mungkin akan sedikit terasa hangat." Kemudian gadis itu menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannya di dinding.

Crrrs Lalu dari dalam nyala api muncul sebuah penghangat. "Oh, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arah tungku pemanas. Pada saat api itu padam tungku pemanaspun menghilang. Gadis itu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalam nyala api muncul aneka macam hidangan.

Di depan matanya, berdiri sebuah meja yang penuh dengan makanan hangat. "Wow! Kelihatannya enak." Kemudian seekor angsa panggang melayang menghampirinya. Tetapi, ketika ia berusaha menjangkau, apinya padam dan hidangan itu menghilang. Gadis itu segera mengambil korek apinya, lalu menyalakannya lagi. Crrrs!

Tiba-tiba gadis itu sudah berada di bawah sebuah pohon natal yang besar. "Wow! Lebih indah daripada pohon natal yang terlihat dari jendela tadi." Pada pohon natal itu terdapat banyak lilin yang bersinar. "Wah! Indah sekali!" Gadis itu tanpa sadar menjulurkan tangannya lalu korek api bergoyang tertiup angin. Tetapi, cahaya lilin itu naik ke langit dan semakin redup. Lalu berubah menjadi bintang yang sangat banyak.

Salah satu bintang itu dengan cepat menjadi bintang beralih. "Wah, malam ini ada seseorang yang mati dan pergi ke tempat Tuhan,ya... Waktu Nenek masih hidup, aku diberitahu olehnya."

Sambil menatap ke arah langit, gadis itu teringat kepada Neneknya yang baik hati. Kemudian gadis itu menyalakan sebatang lilin lagi. Lalu di dalam cahaya api muncul wujud Nenek yang dirindukannya. Sambil tersenyum, Nenek menjulurkan tangannya ke arah gadis itu.

"Nenek!" Serasa mimpi gadis itu melompat ke dalam pelukan Nenek. "Oh, Nenek, sudah lama aku ingin bertemu' " Gadis itu menceritakan peristiwa yang dialaminya, di dalam pelukan Nenek yang disayanginya. "Kenapa Nenek pergi meninggalkanku seorang diri? Jangan pergi lagi. Bawalah aku pergi ke tempat Nenek." Pada saat itu korek api yang dibakar anak itu padam. "Ah, kalau apinya mati, Nenek pun akan pergi juga. Seperti tungku pemanas dan makanan tadi..."

Gadis itu segera mengumpulkan korek api yang tersisa, lalu menggosokkan semuanya. Gulungan korek api itu terbakar, dan menyinari sekitarnya seperti siang hari. Nenek memeluk gadis itu dengan erat. Dengan diselimuti cahaya, nenek dan gadis itu pergi naik ke langit dengan perlahan-lahan. "Nenek, kita mau pergi ke mana?" "Ke tempat Tuhan berada."

Keduanya semakin lama semakin tinggi ke arah langit. Nenek berkata dengan lembut kepada gadis itu, "Kalau sampai di surga, Ibumu yang menunggu dan menyiapkan makanan yang enak untuk kita." Gadis itu tertawa senang.

Pagi harinya. Orang-orang yang lewat di jalan menemukan gadis penjual korek api tertelungkup di dalam salju. "Gawat! Gadis kecil ini jatuh pingsan di tempat seperti ini." "Cepat panggil dokter!"

Orang-orang yang berkumpul di sekitarnya semuanya menyesalkan kematian gadis itu. Ibu yang menolak membeli korek api pada malam kemarin menangis dengan keras dan berkata, "Kasihan kamu, Nak. Kalau tidak ada tempat untuk pulang, sebaiknya kumasukkan ke dalam rumah." Orang-orang kota mengadakan upacara pemakaman gadis itu di gereja, dan berdoa kepada Tuhan agar mereka berbuat ramah meskipun pada orang miskin.

MATIUS 5:7
"Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."