Selasa, 27 April 2010

Aku selalu hadir untukmu

Seorang ayah berdiri di depan puing2 bangunan sekolah yang hancur karena gempa yang berkekuatan 8,2 skala Richter di Armenia. Ia teringat pada anaknya yang diantarnya tadi pagi. Ia memberi kata2 perpisahan kepada anaknya, "Nak, ayah akan selalu hadir untukmu dalam segala keadaan. Ingatlah itu !". Ia berusaha tegar, tetapi kepiluan hatinya tidak dapat dibendung lagi, akhirnya dia pun menangis. Kemudian ia menguatkan hatinya dan mulai berkonsentrasi untuk mengingat letak ruang kelas di mana anaknya berada. Setelah lama berpikir, akhirnya dia berjalan ke posisi yang diyakininya sebagai ruang kelas anaknya, yaitu di sudut kanan belakang gedung yang sudah rata dengan tanah itu. Ia mencari linggis, lalu mulai menggali reruntuhan gedung itu, sementara beberapa orang tua murid lainnya berdiri menangis, menepuk-nepuk dada mereka dan berkata dengan lirih.."Anakku..anakku...!". Beberapa orang tua murid dan sukarelawan yang ada di sana berusaha menarik pria itu untuk keluar dari atas puing2 itu.."Pak, menjauhlah dari sana, karena itu bisa membahayakanmu. Nanti kami yang akan membereskannya, " kata petugas yang ada dilokasi itu. "Apakah Anda mau membantu saya sekarang ?", tanya pria itu, tetapi petugas itu tidak menjawab pertanyaannya.
pria itu tidak perduli dengan pendapat dan larangan orang lain, ia terfokus pada pencarian anaknya. Ia terus menggali, dari satu jam...enam jam...dua belas jam...dua puluh empat jam...tiga puluh enam jam...lalu pada jam ketiga puluh delapan ia berhasil membongkar sebongkah puing besar. Kemudian di bawah puing itu terdengar suara beberapa anak kecil, lalu pria itu berteriak.."Armaaand...". dari bawah terdengar jawaban.."Ayaah..aku disini..aku tau bahwa Ayah pasti akan datang. Ayah, aku memberitahukan teman2ku bahwa kalau Ayah selamat, Ayah pasti menyelamatkan kami, karena Ayah berjanji akan selalu hadir untukku. Hari ini kau memenuhi janjimu ayah...". Kemudian.." Bagaimana keadaan di bawah sana Nak ?", tanya sang ayah.
"Kami yang selamat ada 14 orang. Kami lapar, haus dan kedinginan. Tetapi syukurlah Ayah sudah datang dan menolong kami".
"Nak..sekarang ulurkan tanganmu ke atas agar aku dapat mengangkatmu.. !".
"Tidak Ayah, bukan aku yang pertama, melainkan teman2ku. Aku akan menjadi orang yang terakhir untuk naik, karena aku percaya bahwa Ayah akan selalu ada untukku..".

Belajarlah untuk percaya kepada Allah, seperti anak kecil yang percaya bahwa ayahnya akan selalu ada untuknya. Beriman berarti percaya sepenuhnya kepada Allah, walau belum melihat atau mendapat sebuah penjelasan. Percaya penuh tanpa setitik keraguan merupakan dasar untuk melihat mujizat dan pertolongan Allah. Tanamkan di hati bahwa di dalam suka atau kesukaran2 besar, Allah selalu ada untuk kita, karena kita ada dipikranNya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar